Mengenal Lebih Dekat Taman Baca Masyarakat (TBM) Al Mukhlisun Desa Sangkanayu

Just another WordPress site

Mengenal Lebih Dekat Taman Baca Masyarakat (TBM) Al Mukhlisun Desa Sangkanayu

Taman Baca Masyarakat (TBM) Al Mukhlisun merupakan salah satu perpustakaan desa yang berada di wilayah kaki Gunung Slamet, tepatnya di Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. TBM ini didirikan dan dirintis oleh Pengurus ta’mir Mushola Al-mukhlisun, Fadlun Edy Susilo, SE menjadi Taman Baca masyarakat yang bernama Al Mukhlisun, terhitung mulai 19 Agustus 2001, yang berlokasi di ruang tamu. Beberapa buku bacaan dan literatur yang dimiliki selama kuliah di jawa timur dan sebuah rak buku peninggalan ayahnya maka dijadikan lah modal mendirikan taman baca masyarakat. Melalui TBM ini diharapkan agar masyarakat gemar membaca, mencari dan memelihara ilmu.

Memelihara ilmu merupakan sebuah kewajiban, dan melalui buku lah jendela ilmu terbuka lebar-lebar. Selain itu belajar merupakan kebutuhan hidup bagi kalangan masyarakat yang menginginkan kemajuan, inovasi dan transfer pengetahuan. Di lain pihak kewajiban menuntut ilmu tidak harus melalui pendidikan formal saja, dan sebagai umat islam kita dituntut untuk belajar meraih ilmu dari membaca dimulai dari kecil hingga mati. Utamanya menuntut ilmu dengan ikhlas karena Alloh SWT, seorang yang Mukhlis.

Pada awalnya Referensi buku yang kami miliki dalam kondisi yang cukup terbatas apalagi tidak tersedianya dana yang cukup untuk belanja buku-buku bacaan terbitan yang terbaru. Menjelang tahun 2011, TBM Al Mukhlisun mendapatkan bantuan 1.000 judul buku dari APBN Provinsi Jawa Tengah, beserta dua buah rak pajang buku.

Menginjak tahun 2013, melalui Kepala Desa Sangkanayu Bapak Ali Nursetiawan, S.Pd.I. Taman Baca Masyarakat Al Mukhlisun resmi dijadikan perpustakaan Desa, dengan nama Perpusdes Al Mukhlisun.

Tidak lama kemudian pada akhir tahun 2017, melalui proposal yang dibuat pengelola ke Perpusnas RI, Perpusdes mendapatkan hibah buku referensi kembali untuk yang ke dua kalinya. Selain dari sumber dana APBDes dan para donatur lain yang tidak dapat kami sebut satu persatu, jumlah referensi semakin bertambah.

Pengunjung yang semula hanya usia sekolah, lambat laun berkembang menjangkau semua kalangan karena referensi yang tersedia tidak hanya bacaan tertentu saja. Semoga keberadaan perpustakaan bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai sarana amal ibadah di Dunia dan di Akhirat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *